TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI – Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, Marthen L. Rantetampang menguraikan beberapa indikator yang harus dicapai untuk mewujudkan Manokwari bebas malaria pada 2027.
“Suatu daerah bisa dibilang bebas malaria itu kalau pertama-tama, tidak ada penularan setempat selama tiga tahun berturut-turut,” katanya saat ditemui TribunPapuaBarat.com di ruangan kerjanya, Senin (29/8/2022).
Jika Manokwari menargetkan eliminasi malaria pada 2027 berarti mulai 2025 sudah tidak ditemukan penularan malaria di Manokwari.
Walaupun saat ini masih tergolong endemis malaria, namun dia optimistis Manokwari bisa terbebas pada 2027.
Sedangkan, suatu wilayah tergolong endemis malaria atau tidak ditunjukkan oleh insidens malaria atau Annual Parasite Incidence (API).
API adalah angka kesakitan per 1000 penduduk berisiko dalam satu tahun.
Eliminasi malaria berarti API harus kurang dari satu persen.
“Manokwari sendiri tahun 2021 kemarin API sampai 24,56 persen. Itu tergolong endemis tinggi yah, karena kisaran API itu dari lima sampai 50,” terang dia.
Jika diinterpretasikan, lanjut dia, maka pada 2021, dari 1000 penduduk Kabupaten Manokwari, sebanyak 24 orang terkena malaria.
Kemudian, dari 151 kampung di Kabupaten Manokwari, data tahun 2021 menunjukkan ada 57 kampung reseptif.
Kemudian, masih ditemukannya nyamuk Anopheles, sebagai vektor malaria dalam jumlah besar.
Ditambah dukungan oleh faktor ekologis dan iklim yang memudahkan penularan.
“Kita sudah mulai intervensi di Kampung Petrus Kafiar, Amban. Target kita tahun ini harus bebaskan ke-56 yang lain,” pungkasnya.
Angka Pemeriksaan Tinggi tapi dan Angka Positif Rendah
Indikator kedua yang wajib dipenuhi untuk eliminasi malaria, yaitu angka pemeriksaan malaria atau Annual Blood Examination Rate (ABER) harus lebih dari 50 persen.
ABER merupakan angka yang menunjukan rata-rata pemeriksaan darah malaria dikalikan dengan jumlah penduduk dalam satu tahun.
“ABER itu seperti screening malaria. Jadi, masyarakat yang melakukan pengobatan ke fasilitas pelayanan kesehatan, diperiksa darahnya. Bisa pakai tes diagnostic cepat (RDT – Rapid Diagnostic Test), kalau tidak ada mikroskop yang lengkap. Hasil positif malaria, masuk kategori angka kesakitan atau API,” jelas Marthen.
Setelah dilakukan pemeriksaan darah, diharapkan Positivitu Rate (PR) atau persentase kasus positif malaria harus kurang dari lima persen.
Sebagai informasi, Kabupaten Manokwari mendeklarasikan eliminasi malaria pada 2027, pertama kali oleh Bupati Manokwari, Hermus Indou.
Dilakukannya bertepatan di hari malaria sedunia pada Senin, (25/4/2022)sekaligus peluncuran Gerakan Eliminasi Malaria (Gemari) Manokwari. Sedangkan secara nasional, Indonesia menargetkan eliminasi pada 2027.
Artikel ini telah tayang di Tribunpapuabarat.com dengan judul Manokwari Target Bebas Malaria 2027, Kabid P2P Dinkes Manokwari Urai Indikatornya, https://papuabarat.tribunnews.com/2022/08/31/manokwari-target-bebas-malaria-2027-kabid-p2p-dinkes-manokwari-urai-indikatornya?page=2.
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Jefri Susetio