Manokwari resmi menetapkan kejadian luar biasa (KLB) campak rubella sejak Kamis, (15/6/2023). Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, meminta kerja sama multi pihak untuk mengedukasi para orang tua tentang penyakit campak (measles) dan campak Jerman (rubella).
Kepala Seksi Imunisasi dan Surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari Mince Wilil mengatakan kerap menerima penolakan dari orang tua untuk Imunisasi Anaknya.
“Karena sebagian orang tua masih berpikir kalau kena serampa (campak), cukup minum air kelapa atau air sagu. Padahal anak harus diimunisasi,” terangnya.
“Ini yang harus diedukasikan kepada orang tua, kalau imunisasi itu adalah hak tiap anak yang wajib dipenuhi,” ujar Mince Wilil kepada media di Manokwari, beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, sejak Manokwari ditetapkan KLB Campak, tim surveilans Dinkes Manokwari bergerak cepat melakukan sweeping ke rumah-rumah.
Ia melaporkan, data Dinkes Manokwari per Kamis, (20/7/2023) pukul 19.00 WIT, menunjukkan ada 87 anak terkena campak.
Seorang anak suspect campak di Warmare telah meninggal dunia.
Maka dari itu, ia meminta kesadaran orang tua untuk tidak menyepelekan campak rubella.
Dengan cara mengantarkan sang anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk mendapat imunisasi MR.
Serta, membawa sang anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat jika menunjukkan gejala campak dan rubella.
Penyakit campak memiliki gejala demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit (rash) disertai dengan batuk dan/ atau pilek dan/ atau mata merah.( conjunctivitis).
“Rubella mirip dengan campak, gejalanya demam ringan atau bahkan tanpa gejala sehingga sering tidak terdeteksi,” pungkasnya.